Review – Percy Jackson: Sea of Monster (2013)

Standar

Film pertamanya, Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief mungkin bisa dibilang masih kurang tangguh untuk dapat mengalahkan koleganya; sesama franchise adaptasi novel yang punya tema sama, Harry Potter yang begitu perkasa. Tetapi beruntung pendapatan box-office The Lightning Thief tergolong  bagus sehingga seri kelanjutan Percy Jackson bisa dipastikan hanya tinggal menunggu waktu saja. Tetapi ternyata butuh waktu sampai tiga tahun untuk meneruskan kisah petulangan para remaja demigod ini ke sekuelnya, Sea of Monster yang juga diambil dari novel kedua milik Rick Riordan ini, dan tentu saja banyak hal terjadi selama tiga tahun, Lorgan Lerman sudah menjadi bintang muda Hollywood yang mulai dikenal, bahkan setelah The Lightning Thief dan The Three Musketeers, Lerman bertemu dengan Hermione Granger dalam (lagi-lagi adaptasi novel, The Perks Of Being A Wallflower, sementara rekannya, Alexandra Daddario mungkin kurang terlalu beruntung karena hanya bermain di tiga film yang kurang bersinar termasuk ketika ia harus dikejar-kejar si Leatherface di remake Texas Chainsaw Massacre yang mengecewakan itu.

Jarak waktu tiga tahun mungkin sedikit terlalu lama untuk sebuah franchise adaptasi novel laris. Beberapa orang mungkin sudah melupakan The Lightning Thief yang tidak terlalu istimewa itu dan harus kembali mencari koleksi film mereka untuk bisa bersatu kembali ketika Sea of Monster datang. Terakhir dalam The Lightning Thief kita mengetahui bahwa Lorgan Lerman adalah Percy Jackson, remaja New York yang menemukan kenyataan luar biasa bahwa dirinya adalah manusia setengah dewa yang berayahkan Poseidon sang dewa penguasa lautan. Kini setelah berhasil menemukan siapa pencuri petir Zeus, Percy bersama kedua sahabat demigod-nya, Annabeth Chase (Alexandra Daddario), Grover Underwood (Brandon T. Jackson) dan saudara lain ibu Percy; Tyson (Douglas Smith) si cyclops harus kembali berpetualang mencari bulu domba emas yang legendaris itu guna menyelamatkan dunia dari kehancuran akibat ulah Luke Castellan (Jake Abel) anak Hermes, pencuri petir Zeus yang kini ingin membangunkan kembali Kronos yang tertidur.

Perpindahan tongkat estafet penyutradaraan dari tangan Chris Columbus ke sutradara (Diary of a Wimpy Kid) Thor Freudentahl tentu saja memberikan perubahan signifikan pada Sea of Monster, sayangnya itu bukan perubahan yang bagus. Ya, meskipun lebih banyak CGI, monster dan aksi tetapi yang terjadi di sepanjang 118 menit durasinya adalah sebuah kejenuhan total yang bahkan tidak saya temukan dalam film pengantar tidur macam The Tree of Life-nya Malick. Kalau mau jujur, The Lightning Thief sebenarnya juga tidak sampai terlampau istimewa, namun mungkin karena faktor Columbus yang punya jam terbang tinggi dalam menghadirkan sebuah film keluarga berkelas jelas menjadi faktor pembeda dan membuat The Lightning Thief begitu enjoyable untuk ditonton serta begitu asingnya dunia Percy Jackson mampu menjadi kejutan tersendiri buat yang tidak mengikuti novelnya, dan itu tidak saya temukan di Sea of Monster yang lebih banyak diisi dengan lebih banyak ke-cheesy-an, dialog-dialog dangkal, dan joke-joke garing plus efek 3D convert-an yang buruk.

Ya, salahkan Thor Freudentahl karena menghadirkan sebuah sajian yang flat dan membosankan alih-alih sebuah petulangan fantasi mitologi Yunani modifan modern yang menyenangkan, salahkan juga penulis naskahnya Marc Guggenheim yang kembali mengulangi kegagalan mengadaptasi naskahnya paska Green Lantern Seharusnya dengan premis besar seperti menyelamatkan dunia dari kemunculan kembali si raksasa Kronos di era Iphone, Sea of Monster jelas punya potensi untuk melebihi pendahulunya, tetapi seperti yang saya bilang ini boring dan datar bahkan ketika kamu sudah menurunkan ekspektasimu serendah mungkin.

sumber : http://movienthusiast.com/2013/08/review-percy-jackson-sea-of-monster-2013/

 

yang hobby game ni da tools keren :
LOGITECH Gamepad F310 [940000112]
LOGITECH Wireless Gamepad F710 [940000119]
GENIUS Gamepad BLAZE3 PC or PS3  [31610060101]
HAVIT Gamepad [HV-G82] - Blue
HAVIT Gamepad [HV-G83] - White

 

Tinggalkan komentar